jump to navigation

Raja-Raja Palembang: Pewaris tahta Demak dan Giri Kedaton (1) September 9, 2010

Posted by anandakemas in Sejarah Palembang Darussalam.
7 comments

Semenjak runtuhnya Sriwijaya dan dibasminya para komplotan perompak Cina, Palembang menjadi bagian daerah kekuasaan Majapahit dengan Ario Damar yang ditunjuk sebagai penguasanya. Pada masa itu, bersamaan di pulau Jawa agama Islam juga mulai berkembang di semenanjung Melayu termasuk di dalamnya Palembang.

Dikisahkan bahwa Ario Damar diangkat oleh Majapahit untuk menjadi bupati Palembang. Kemudian setelah memeluk Islam, beliau pun mengubah namanya menjadi Ario Abdillah.

Kisah panjang Kerajaan dan Kesultanan Palembang, tak lepas dari kisah anak tiri Ario Abdillah yang bernama Raden Hasan. Setelah menolak tawaran ayah tirinya untuk memimpin Palembang, Raden Hasan sepakat bersama dengan adiknya Raden Husain (anak Ario Abdillah) meninggalkan Palembang untuk mengabdi di kerajaan Majapahit.

Sesampainya di Jawa, keduanya tidak langsung menuju Majapahit melainkan singgah terlebih dahulu ke Ampel Denta untuk berguru pada Sunan Ampel. Lama menetap di Ampel Denta, Raden Hasan kemudian dinikahkan dengan putri Sunan Ampel, Siti Asyikah.

Dalam rangka mengembangkan proses dakwah di wilayah Majapahit, Raden Hasan kemudian diutus untuk membuka hutan Glagah Wangi dan mengembangkan pesantren di sana. Sementara Raden Husain langsung menuju ibukota Majapahit dan ditempatkan sebagai abdi kerajaan dengan gelar Adipati Terung.

Lama kelamaan pesantren Glagah Wangi semakin maju. Brawijaya (alias Bhre Kertabhumi) di Majapahit khawatir kalau Raden Hasan berniat memberontak. Raden Husain yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Hasan.

Prabu Brawijaya merasa sangat terkesan dengan pribadi Raden Hasan dan kemudian beliau mengangkat Raden Hasan sebagai bupati, sedangkan Glagah Wangi diganti namanya menjadi Demak.

Penyerbuan Girindrawardhana atas Majapahit pada tahun 1478 M, memicu konflik dengan Demak. Merasa tidak terima, pasukan Demak pun mengangkat senjata berperang menghadapi Majapahit yang telah diduduki oleh Girindrawardhana dan akhirnya berakhirlah kekuasaan Majapahit di tanah Jawa.

Raden Hasan kemudian diangkat sebagai penguasa Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar Al Fatah Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama, dengan Bintara sebagai ibu kotanya.

(bersambung)

M. Ananda Kemas

(Peneliti dan Pencatat Nasab Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam)